Gawe Xaverian
BAKSOS KE PANTI WERDHA SUMARAH
Kali ini rombongan anak-anak OSIS SMA Xaverius 4 mengadakan bakti sosial ke Panti Werdha Sumarah di desa Sukomoro, Kelurahan Talang Kelapa, Kabupaten Banyuasin. Hari Rabu tanggal 17 Desember 2008 pagi-pagi pukul 7.00 tepat para siswa sudah berkumpul di halaman sekolah. Dengan menyewa mobil angkot Kenten dan satu lagi memakai mobil yayasan Mitsubishi L-300 rombongan OSIS didampingi guru Pembina OSIS berangkat dari Jalan Bangau tepat pukul 7.30. Di dalam mobil Kenten para siswa didampingi oleh pak Saptono dan di dalam mobil yayasan didampingi oleh pak Nando yang disupiri oleh pak Simpar ( di sini pakai AC lho!..jangan iri,Red).
Sekitar pukul pukul 8.30 rombongan tiba di panti Werdha. Rombongan disambut dengan ramah oleh ibu Veronica E.N sebagai Koordinator Panti Werdha Sumarah. Rombongan anak OSIS dengan sigapnya memindahkan bantuan yang dibawa dari sekolah. Untuk sementara bantuan berupa sabun mandi, odol, sampo, handuk, gula pasir , gandum, mie telur serta biskuit dipindahkan dari mobil ke ruang makan yang dijadikan ruang pertemuan. Saat memasuki ruang pertemuan rombongan disambut oleh oma/opa penghuni panti yang sudah berpakaian rapi dan duduk di kursi membentuk lingkaran. Di antaranya ada dua orang yang menggunakan kursi roda yaitu seorang opa yang biasa dipanggil Mbah Wito dari Rembang, Jawa yang pandai menyanyi/nembang dan satunya lagi seorang oma tertua di panti ini yang berumur 123 tahun. (tua amat ya!!..Red). Sayangnya oma dan opa yang duduk di kursi roda ini keduanya tidak bisa melihat lagi.
Acara dimulai dengan doa dan dilanjutkan dengan kata sambutan dari Ketua OSIS SMA Xaverius 4, Teofilus Sabamtua T. Setelah itu kata sambutan dari ibu Veronica E.N selaku koodinator PWS (Panti Werdha Sumarah). Beliau mengucapkan banyak terima kasih atas kunjungan anak-anak dari SMA Xaverius 4. “Anak-anak muda ternyata ada juga yang mau berkunjung,memperhatikan dan peduli dengan panti yang ada di pinggiran kota seperti panti Sumarah ini”katanya. Beliau juga menjelaskan hal-hal yang berkenaan dengan panti. Panti ini bernama Sumarah yang dalam bahasa Jawa berarti pasrah/ berserah diri saat menghadap Yang Maha Kuasa.
Jumlah warga panti seluruhnya ada 63 orang, sedangkan yang tinggal di panti ada 31 orang yaitu 23 orang laki-laki dan 8 orang perempuan. Yang termuda berumur 48 tahun. Panti yang didirikan oleh Romo Abdi (alm) ini berdiri pada tanggal 29 Mei 1996. Pada awal berdirinya hanya melayani 5 orang warga panti lalu pada tahun 1998 warga panti menjadi 19 orang. Sampai sekarang panti telah membantu warga sebanyak 160 orang dengan pendamping sebanyak 5 orang termasuk suster Petra,FCH sebagai Ketua Yayasan. Panti tidak hanya melayani warga yang beragama Katolik tetapi juga melayani warga muslim di sekitar panti. Panti masih sering mengalami defisit dalam biaya operasionalnya karena sebagian besar keluarga yang menitipkan orang tuanya ke panti paling-paling hanya beberapa bulan membantu keuangan setelah itu tanpa kabar dan kelanjutannya lagi. Kekurangan dana biasanya ditutupi oleh Yayasan Sosial Pansos Bodronoyo dan donatur yang tidak mengikat. ( Teman-teman sisihkan uang untuk membantu panti ..ya!Red..)
Acara selanjutnya anak-anak OSIS membawakan lagu-lagu rohani dan mengajak oma/opa penghuni panti untuk menyanyi bersama. Tak ketinggalan opa/Mbah Wito nembang lagu. (Boleh juga tuh…suaranya.Red…). Setelah itu acara penyerahan bantuan secara simbolis kepada suster Petra,FCH dilanjutkan dengan penyerahan langsung bingkisan dan snack kepada oma/opa penghuni panti termasuk oma/opa yang tidak bisa ikut acara dengan cara mengunjungi ke kamar mereka.
Setelah semua warga panti mendapatkan bingkisan dan snack acara menyanyi bersama dilanjutkan. Saat menyanyikan lagu “Ayah” ciptaan Rinto Harahap nampak suasana haru di ruangan itu. Sebagian besar oma/opa berlinangan air mata mungkin mengenang nasib dan keluarga mereka. “Mereka tidak pernah bercita-cita/terpikirkan untuk tinggal di panti jompo. Jangan pernah bercita-cita untuk menaruh orang tua kalian di panti jompo. Pantaskah imbalan yang diterima oleh orangutamu yang telah membiayai/membesarkan kamu sampai dewasa dengan menaruh mereka di panti jompo? Mereka tentu ingin berkumpul dengan keluarga, bercanda dengan cucu mereka sebelum dipanggil oleh Yang Maha Pengasih. Kasihilah orangutamu seperti mereka mengasihimu. Itulah kebahagian bagi orang yang sudah lanjut usia” begitulah pesan yang disampaikan oleh ibu Veronica, koordinator PWS.
Acara dilanjutkan dengan bersalam-salaman untuk pamit dengan oma/opa sambil bernyanyi. Meskipun nampaknya oma/opa masih ingin terus bersama-sama dengan anak-anak OSIS. Kesedihan tak terbendung lagi sebagian besar oma/opa meneteskan air mata. Beberapa siswa menangis tersedu-sedu mungkin teringat akan oma/opa mereka. Atau malah ada yang sudah tidak punya oma/opa lagi. Berikutnya acara ditutup dengan foto bersama.
Sebelum semuanya pulang, rombongan anak OSIS menyempatkan diri mengunjungi gua Maria yang berada dalam satu komplek dengan panti jompo. Gua yang baru diresmikan oleh Uskup Agung Mgr.Aloysius Sudarso,SCJ pada tanggal 8 Desember 2008 ini sangat baik untuk tempat berdoa. Suasana hening jauh dari keramaian kota membuat tempat ini serasa nyama sekali. Di gua Maria Rosa Mystica tertuliskan kalimat “Aku ini adalah hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut kehendak Mu”. Setelah foto bersama di gua Maria rombongan kembali ke sekolah. Sayonara…. (Dhm&Dess)
BAKSOS KE PANTI WERDHA SUMARAH
Kali ini rombongan anak-anak OSIS SMA Xaverius 4 mengadakan bakti sosial ke Panti Werdha Sumarah di desa Sukomoro, Kelurahan Talang Kelapa, Kabupaten Banyuasin. Hari Rabu tanggal 17 Desember 2008 pagi-pagi pukul 7.00 tepat para siswa sudah berkumpul di halaman sekolah. Dengan menyewa mobil angkot Kenten dan satu lagi memakai mobil yayasan Mitsubishi L-300 rombongan OSIS didampingi guru Pembina OSIS berangkat dari Jalan Bangau tepat pukul 7.30. Di dalam mobil Kenten para siswa didampingi oleh pak Saptono dan di dalam mobil yayasan didampingi oleh pak Nando yang disupiri oleh pak Simpar ( di sini pakai AC lho!..jangan iri,Red).
Sekitar pukul pukul 8.30 rombongan tiba di panti Werdha. Rombongan disambut dengan ramah oleh ibu Veronica E.N sebagai Koordinator Panti Werdha Sumarah. Rombongan anak OSIS dengan sigapnya memindahkan bantuan yang dibawa dari sekolah. Untuk sementara bantuan berupa sabun mandi, odol, sampo, handuk, gula pasir , gandum, mie telur serta biskuit dipindahkan dari mobil ke ruang makan yang dijadikan ruang pertemuan. Saat memasuki ruang pertemuan rombongan disambut oleh oma/opa penghuni panti yang sudah berpakaian rapi dan duduk di kursi membentuk lingkaran. Di antaranya ada dua orang yang menggunakan kursi roda yaitu seorang opa yang biasa dipanggil Mbah Wito dari Rembang, Jawa yang pandai menyanyi/nembang dan satunya lagi seorang oma tertua di panti ini yang berumur 123 tahun. (tua amat ya!!..Red). Sayangnya oma dan opa yang duduk di kursi roda ini keduanya tidak bisa melihat lagi.
Acara dimulai dengan doa dan dilanjutkan dengan kata sambutan dari Ketua OSIS SMA Xaverius 4, Teofilus Sabamtua T. Setelah itu kata sambutan dari ibu Veronica E.N selaku koodinator PWS (Panti Werdha Sumarah). Beliau mengucapkan banyak terima kasih atas kunjungan anak-anak dari SMA Xaverius 4. “Anak-anak muda ternyata ada juga yang mau berkunjung,memperhatikan dan peduli dengan panti yang ada di pinggiran kota seperti panti Sumarah ini”katanya. Beliau juga menjelaskan hal-hal yang berkenaan dengan panti. Panti ini bernama Sumarah yang dalam bahasa Jawa berarti pasrah/ berserah diri saat menghadap Yang Maha Kuasa.
Jumlah warga panti seluruhnya ada 63 orang, sedangkan yang tinggal di panti ada 31 orang yaitu 23 orang laki-laki dan 8 orang perempuan. Yang termuda berumur 48 tahun. Panti yang didirikan oleh Romo Abdi (alm) ini berdiri pada tanggal 29 Mei 1996. Pada awal berdirinya hanya melayani 5 orang warga panti lalu pada tahun 1998 warga panti menjadi 19 orang. Sampai sekarang panti telah membantu warga sebanyak 160 orang dengan pendamping sebanyak 5 orang termasuk suster Petra,FCH sebagai Ketua Yayasan. Panti tidak hanya melayani warga yang beragama Katolik tetapi juga melayani warga muslim di sekitar panti. Panti masih sering mengalami defisit dalam biaya operasionalnya karena sebagian besar keluarga yang menitipkan orang tuanya ke panti paling-paling hanya beberapa bulan membantu keuangan setelah itu tanpa kabar dan kelanjutannya lagi. Kekurangan dana biasanya ditutupi oleh Yayasan Sosial Pansos Bodronoyo dan donatur yang tidak mengikat. ( Teman-teman sisihkan uang untuk membantu panti ..ya!Red..)
Acara selanjutnya anak-anak OSIS membawakan lagu-lagu rohani dan mengajak oma/opa penghuni panti untuk menyanyi bersama. Tak ketinggalan opa/Mbah Wito nembang lagu. (Boleh juga tuh…suaranya.Red…). Setelah itu acara penyerahan bantuan secara simbolis kepada suster Petra,FCH dilanjutkan dengan penyerahan langsung bingkisan dan snack kepada oma/opa penghuni panti termasuk oma/opa yang tidak bisa ikut acara dengan cara mengunjungi ke kamar mereka.
Setelah semua warga panti mendapatkan bingkisan dan snack acara menyanyi bersama dilanjutkan. Saat menyanyikan lagu “Ayah” ciptaan Rinto Harahap nampak suasana haru di ruangan itu. Sebagian besar oma/opa berlinangan air mata mungkin mengenang nasib dan keluarga mereka. “Mereka tidak pernah bercita-cita/terpikirkan untuk tinggal di panti jompo. Jangan pernah bercita-cita untuk menaruh orang tua kalian di panti jompo. Pantaskah imbalan yang diterima oleh orangutamu yang telah membiayai/membesarkan kamu sampai dewasa dengan menaruh mereka di panti jompo? Mereka tentu ingin berkumpul dengan keluarga, bercanda dengan cucu mereka sebelum dipanggil oleh Yang Maha Pengasih. Kasihilah orangutamu seperti mereka mengasihimu. Itulah kebahagian bagi orang yang sudah lanjut usia” begitulah pesan yang disampaikan oleh ibu Veronica, koordinator PWS.
Acara dilanjutkan dengan bersalam-salaman untuk pamit dengan oma/opa sambil bernyanyi. Meskipun nampaknya oma/opa masih ingin terus bersama-sama dengan anak-anak OSIS. Kesedihan tak terbendung lagi sebagian besar oma/opa meneteskan air mata. Beberapa siswa menangis tersedu-sedu mungkin teringat akan oma/opa mereka. Atau malah ada yang sudah tidak punya oma/opa lagi. Berikutnya acara ditutup dengan foto bersama.
Sebelum semuanya pulang, rombongan anak OSIS menyempatkan diri mengunjungi gua Maria yang berada dalam satu komplek dengan panti jompo. Gua yang baru diresmikan oleh Uskup Agung Mgr.Aloysius Sudarso,SCJ pada tanggal 8 Desember 2008 ini sangat baik untuk tempat berdoa. Suasana hening jauh dari keramaian kota membuat tempat ini serasa nyama sekali. Di gua Maria Rosa Mystica tertuliskan kalimat “Aku ini adalah hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut kehendak Mu”. Setelah foto bersama di gua Maria rombongan kembali ke sekolah. Sayonara…. (Dhm&Dess)
5 komentar:
di amandus masih ada arsip foto2 para alumni tidak, khususnya angkatan 98 dari kelas 3 ipa 1, 3 ipa 2, 3 ips 1 - 3 ips 5
zaman kepala sekolah masih di pegang oleh Bpk I Sukendro
oh yah kita lulus taon 98, kalau ado pls info nya. ke winall9988@yahoo.com
usulan nih buat amandus, bikin web arsip semua alumni. jadi semua alumni pacak terkumpul dalam satu wadah, nah kalau tiba2 ada gathering bisa di sebarin.
tq tq
Halo,mita apakabar? Ado kontaknyo dk?
Siapo nyari aku??
Mita
Aang 🤣
Posting Komentar